Junk Mail [Banjir Email part-2]

Saban pagi datang ke kantor, ritual saya hampir tidak pernah berubah. Duduk didepan komputer, lalu baca koran sebelum tenggelam dalam seabrek pekerjaan. Seperti biasanya, komputer dihidupkan untuk ngecek email. Saya punya 4 email. Satu email dari kantor, tiga lainnya gratisan alias punya Yahoo dan Gmail.

Pertama kali jelas cek email dari kantor. Email ini hanya saya gunakan untuk komunikasi dan milis internal saja, tanpa pernah digunakan untuk ikutan milis. Bukannya tidak mau, tapi kapasitasnya sangat terbatas, mungkin sekitar 1 GB saja. Sehingga tidak efisien untuk menyimpan email banyak. Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit, prosesi cek email disini beres.

Lanjut beralih ke Gmail. Cek email disini membutuhkan waktu yang lebih lama dari email pertama. Kenapa? Ada 3 milis media yang saya daftarkan dengan email ini: Mediacare, Jurnalisme, Forum-Pembaca-Kompas (FPK) . Ketiganya punya volume kiriman yang luar biasa banyaknya. Mediacare misalnya. Milis yang ditongkrongi hampir semua jurnalis ini, sekurangnya ada 5 digest per hari, dengan rata-rata 15-20 email per-digest. FPK, juga Jurnalisme hampir tidak berbeda.

Beres di Gmail, baru buka Yahoo. Saya punya 2 account disini: satu sering dipakai untuk surat-suratan dan ikutan milis alumni sekolah, satunya lagi khusus ikutan milis hobi yang umumnya berkaitan dengan kegemaran saya makan-makan dan jalan-jalan. Account email pertama jelas sepi. Milis alumni sekolahan boleh dibilang postingan nya stagnan. Paling-paling undangan pertemuan alumni, atau kabar terkini dari anggota milis. Saya ikut 3 milis model begini: alumni SMP, SMA, dan kuliah. Account kedua, khusus hobi saya jalan-jalan dan makan-makan, dan beberapa komunitas yang pernah saya singgahi. Terus terang email ini sering banjir persis email di Gmail.

Pernah dengar milis Indobackpacker? Coba ikut itu kalau suka jalan-jalan. Kalau soal makan-makan, apalagi kalau bukan milis Jalansutra. Tahu acara wisata kuliner di Trans TV? yang host nya sering bilang “Mak nyusss…”, dia kepala suku di milis ini.
Selesai di Yahoo, berarti selesai pula ritual cek email saya saban pagi. Ritual itu semua butuh setidaknya 30 menit!!. Capek banget rasanya. “Belum ngecek blog? Duh!!…Baca koran kapan??” teriak saya kesal sambil melihat jam semakin mendekati waktu mulai kerja.

Bayangkan, 30 menit tiap pagi cuma habis buat ngecek email yang kebanyakan sampah dan tidak semestinya membanjiri inbox email saya. Saya bukan tidak menghormati setiap postingan email ya! Cuma kalau dipikir lagi, kadang kita anggota milis kurang aware. Sekali-kali kita mesti berpikir, postingan kita bakal berguna atau tidak buat anggota milis lain? Kadang, email yang lebih pantas lewat Japri (jalur pribadi), malah di posting lewat Jarum (jalur umum) yang notabene akan diterima semua anggota milis. Satu lagi, postingan one liner yang biasanya cuma berisi sebaris kata gak penting. “salam kenal“, “thx ya“, itu semua cuma habisin bandwith saja.

Suatu kali saya iseng-iseng hitung. Ada sekitar 100-300 “sampah” yang harus disapu per-harinya dari ketiga email saya.


Rz, i-hate-junk-mail

10 Replies to “Junk Mail [Banjir Email part-2]”

  1. kyaaa….nyambung lagi neh postingannya 😛

    kayak film ajah

    Nah, masnya dah ngikutin saranku tuh punya 1 imel buwat milis-2an. cuman kek’nya masnya kebanyakan ikut milis kalee 😛

    yg bener tuh cuma 3?

  2. biar gak kemasukan email sampah melulu, mending membership-nya diedit menjadi “no email”. jadi gak perlu cek inbox terus, cukup baca lewat group site aja… (maaf, aku lagi ngajarin ikan berenang ya?)
    lam kenal, thanks sdh mampir 🙂

  3. Ikutan milis menyenangkan, yang nyebelin jika dapat junk mail. Cuma seringnya dalam perdebatan di milis, peserta aktifnya hanya itu-itu saja.

    Rz: Di blog juga sama mbak. yg komen ya itu-itu ajah, alias nge-junk

Tinggalkan Balasan ke deethalsya Batalkan balasan