Mudik

Kata almarhum Umar Kayam, kaum urbanis menghayati mudik sebagai peneguhan ikatan dengan rentangan sanak famili.

Para urbanis itu, kalau ditanya kenapa harus mudik, tentu tak sudi dikatakan sebagai orang udik (orang kampung).

Namun, ritual mudik toh tetap dilakoni saban tahun. Meski harus berdesakan di dalam bis, tidur di lantai kereta atau kapal pelni yang kotor itu, atau sekedar mau bersabar melewati kemacetan sepanjang Pantura, tak bisa mengalahkan nikmatnya berkumpul bersama keluarga di hari lebaran nanti.

Kisah tentang berlebaran di kampung, juga ritual mudik di negeri ini, bagai menyimpan kisah dahsyat tentang kaum urban yang mencoba ikhlas menjalani kehidupan berat di kota, lalu mengingat kembali keterikatannya pada udik (kampung). Kembali berkumpul dengan keluarga, kerabat lama, atau mantan pacar di kampung, mungkin.Merayakan semangat “aku harus pulang!” kata kawan saya.

Nah, hari ini saya ada dalam barisan kaum urbanis itu. Saya akan melakoni ritual mudik, dus merayakan semangat “aku harus pulang!”. Meski bagi saya, tak ada romantisme yang dibangun diatas keterikatan akan udik–kampung saya di jakarta, tapi saya mudik ke surabaya.

Agar mudik ini terasa nikmat, dan karena ini episode akhir menjelang idul fitri yang penuh nuansa bersih, suci, dan jernih, maka izinkanlah saya dengan tulus ikhlas memohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang pernah saya lakukan. Siapa tahu, tindak perbuatan dan juga tutur kata saya menyimpan luka di hati kalian. Saya pun ikhlas memafkan kalian.

Semoga kita kembali ke fitri di hari lebaran nanti. Semoga bukan hanya baju baru saja yang kita punya, tapi juga hati yang baru.

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Taqabbal Yaa Karim

Minal Aidin Wal Faidzin

Dan, selamat mudik.

Rz, gak-mudik-ke-rumah


4 Replies to “Mudik”

  1. Mudik darimana kemana memang? Aku sudah (dan semoga akan) membaca karya Umar Kayam. Pertama, Kumpulan Cerpen Kunang-Kunang di Manhattan. Yang akan, malah karya ternama-nya: Priyayi dan Jalan Menikung.

    Aaarrggh…. andai aku punya waktu untuk membacanya 🙂

Tinggalkan Balasan ke antibatakislam Batalkan balasan